About Me

My photo
Jakarta Selatan, DKI Jakarta, Indonesia
Hai! Perkenalkan, Nama saya Aida Hanabi, teman-teman saya suka memanggil saya Ai-chan. Sekarang saya sudah mulai menjalankan bisnis fashion sendiri, yang berpusat di kota Banjarmasin, Kal-sel, Indonesia. Dan saya juga bekerja sebagai Freelance Fashion Consultant, Design, & Fashion Stylist. Saya memiliki toko yang menjual Accecories perhiasan, Souvenir, jam tangan kaos kaki dan kebutuhan remaja lainnya. Jika ingin tahu lebih lengkapnya mengenai diri saya silahkan mengkonfirmasi saya di Facebook atau twitter dengan e-mail: Aida_hanabi@yahoo.co.id atau Follow Instagram saya @Aida_hanabi dan @RumahBusana_Nur78

Thursday, January 22, 2009

LADIES KIMONO

Dalam bahasa jepang, Kimono berarti "pakaina".Seluruh dunia mengenal Kimono sebagai pakaian tradisional Jepang.Namun, tidak banyak orang yang tahu kalau Kimono itu sebenarnya memiliki banyak jenis dan ragam.Selain itu, kebanyakan Kimono dibuat secara hand-made, tak heran jika harganya mahal.Orang Jepang sendiri tidak semuanya memiliki Kimono, karena pakaian ini adalah pakaian tradisional yang sangat mewah dan tinggi nilai budayanya.Kimono juga memiliki bahasa terselubung lewat model, warna dan jenisnya.Ada baiknya kamu mengenal lebih dahulu aneka jenis Kimono, agar terhindar dari kesalahan dalam beretika memakai Kimono.


Susohiki
Kimono jenis ini biasanya dipakai oleh para Geisha atau aktor panggung saat membawakan tari tradisional Jepang. Kimono ini sedikit lebih panjang dari Kimono umumnya, dengan panjang bagian bawah melebihi kaki dan menyapu lantai. Susohiki berarti "membuntuti rok".

Jika Kimono biasa panjang standarnya sekitar 1,5 - 1,6 meter,panjang Susohiki bisa mencapai 2 atau bahkan 6,3 meter. Itulah sebabnya mengapa para Geisha dan Maiko mengangkat rok mereka saat berjalan jalan, sekaligus untuk memamerkan

nagajuban (pakaian dalam untuk Kimono).



Geisha Hikizuri
Kimono untuk Geisha maupun Maiko memang serupa, namun masing masing memiliki ciri khas sendiri. Keduanya memiliki Kimono yang sangat panjang disertai dengan dalaman, untuk membuat si pemakai tampak mempesona. Kimono Geisha panjangnya akan berkurang seiring dengan bertambahnya usia si pemakai. Warna dan motifnya pun juga ikut berkurang. Corak pada Geisha hikizuri biasanya merefleksikan keindahan wanita dan cita rasa seni si pemakai.




Maiko Hikizuri
Maiko adalah penari hiburan atau bibit bibit baru dalam komunitas Geisha. Kimono untuk Maiko didesain untuk menonjolkan kecantikan gadis gadis muda. Dengan warna solid dan motif bunga bunga. Pada bagian bahu dan lengan, dijahit semacam lipitan untuk menyimulasikan itu sebagai Kimono yang dipakai "anak anak".Panjang lengannya seperti Furisode.






Iromuji
Kimono berwarna solid yang terbuat dari kain tenuh yang halus ini bisa
dipakai oleh wanita yang sudah maupun belum menikah. Iromuji umumnya dipakai pada saat upacara minum teh. Iromuji semiformal bisa menjadi formal jika terdapat Kamon. Kamon bisa terletak di punggung,lengan atau dada. Semakin banyak Kamon pada Kimono ini, maka semakin formal iromuji tersebut. Bahkan bisa melebihi pangkat yang dimiliki Kimono Homongi, tergantung jumlah Kamon-nya.Warna yang cerah biasa dipakai oleh para wanita muda, sedang untuk orang tua biasanya memakai warna yang lebih gelap.

Tomesode [Irotomesode,Kurotomesode]
Kimono ini umumnya berwarna gelap dan
berkesan elegan dengan corak cantik pada bagian suso [bagian bawah dekat kaki]. Kimono ini sangat populer di kalangan wanita Jepang yang sudah menikah dan merupakan Kimono formal. Pada upacara pernikahan, Kimono biasa dipakai oleh ibunda mempelai. Untuk Kurotomesode [Tomesode yang berwarna hitam] umumnya memiliki 5 kamon yang tercetak pada lengan baju, dada dan punggung.






Furisode [Kofurisode,Chuburisode, Oburisode]
Secara harafiah, Furisode berarti "lengan baju yang berayun". Rata rata, panjang lengan pada Furisode umumnya sekitar 39-42 inci. Furisode adalah pakaian formal yang biasa dipakai oleh wanita yang belum menikah. Dengan corak yang penuh warna yang menyegarkan mata, menghiasi bagian atas dan bawah Kimono. Biasanya, Furisode dipakai pada saat seijin shiki [upacara kedewasaan] yang biasanya dirayakan oleh remaja yang menginjak usia 20 tahun. Para orang tua biasanya menghadiahkan Furisode untuk putrinya yang beranjak dewasa. Furisode bisa juga dipakai oleh kerabat pengantin yang belum menikah saat menghadiri resepsi.Jenis jenis Furisode dibedakan berdasarkan panjang lengan bajunya. Semakin panjang,semakin cantik dan dianggap akan lebih memikat hati para pria yang melihatnya.

Uchikake
Kimono resmi yang biasa dipakai oleh pengantin wanita atau saat pementasan. Kimono ini tidak memerlukan obi, karena digunakan sebagai mantel panjang diatas Furisode.Uchikake juga memiliki panjang yang menyapu lantai dan terasa berat saat dikenakan. Uchikake umumnya berwarnaputih atau warna warni dengan warna merah sebagai warna dasarnya. Ada juga bermotif burung Tsuru [semacam burung bangau] yang dianggap dapat mendatangkan keberuntungan.





Kakeshita
Furisode untuk penga
ntin,yang dipakai di dalam Uchikake,dengan memakai Obi.Warnanya lebih cerah dibandingkan dengan Furisode biasa dan warna yang dipilih tergantung dari warna Uchikake yang dipakai. Setelah upacara pernikahan selesai,biasanya pengantin melepas Uchikake-nya dan hanya memakai Keakeshita saja.






Shiromuku
Kimono khusus pengant
in.Kimono ini hanya berwarna putih dan tidak bermotif. Biasanya dikenakan dengan Obi yang juga berwarna putih dan aksesoris. Shiromuku biasanya dipakai pada saat pemberkatan pernikahan.










Irotomesode
Kimono satu warna dengan corak hanya terdapat
di bagian bawah pinggang.Kimono ini sedikit lebih formal dibandingkan Kurotomesode. Biasanya dipakai oleh kerabat dekat kedua pengantin pada saat resepsi pernikahan. Kimono ini memiliki 3 kamon.











Homongi
Homongi berarti "baju untuk berkunjung".Ciri khasnya memiliki corak pada bagian bahu,lipitan, dan lengan baju. Homongi bisa dipakai oleh wanita yang sudah maupun
belum menikah. Kimono ini memiliki level sedikit lebih tinggi dibanding sejenisnya, tsukesoge. Biasanya para sahabat pengantin akan datang mengenakan Kimono ini. H
omongi juga bisa dipakai untuk pesta pesta resmi.







Tsukesage
Memiliki corak yang lebih sederhana, yang menghiasi area kecil tertentu seperti pingg
ang. Berdasarkan tingkatan formalitasnya, Tsukesage hanya setingkat dibawah Homongi. Tsukesage biasa dikenakan untuk menghadiri pesta pernikahan, Tahun baru, atau upacara minum teh yang sifatnya tidak begitu resmi.







Komon
Kom
on yang berarti "corak halus", adalah jenis Kimono dengan motif motif kecil dan berulang pada kainnya. Gaya Kimono ini lebih kasual dan umum dipakai di perkotaan. Komon kadang juga dikenakan dengan obi bergaya formal oleh para pelayan restoran. Pada jaman Edo dipakai untuk acara berkunjung [sejenis Tsukesage atau Homongi]. Wanita yang belum maupun sudah menikah boleh memakai Komon.Kimono ini bisa dikenakan untuk menghadiri makan malam, reuni, atau nonton pertunjukan.





Edo Komon
Komon yang didalamnya terselip corak polkadot kecil yang menyebar merata diantara motif motif lain yang padat dan sedikit lebih besar. Teknik pewarnaan Kimono Edo Komon sangat tradisional dan merupakan warisan turun temurun yang asli diajarkan oleh para Samurai semasa periode Edo. Kimono ini kelasnya sama formalnya seperti Iromuji. Warna yang umum dipakai adalah pink pucat, biru indigo atau ungu terung.






Yukata
Ini jenis Kimono yang paling sederhana dan paling sering dikenakan masyarakat Jepang dalam kesehariannya. Model Yukata modern saat ini lebih berwarna warni dengan beragam model. Yukata biasanya dipakai pada acara acara informal dan santai seperti festival musim panas. Selain itu, Yukata juga dipakai oleh orang Jepang saat pergi ke pemandian umum atau pemandian air panas.










Sumber:teks dari majalah Animoster 118.

1 comment:

PLEASE SUPPORT & FEEDBACK TO BUILD!

(MOHON SARAN & KRITIK YANG MEMBANGUN!)

Contact Us

Name

Email *

Message *