About Me

My photo
Jakarta Selatan, DKI Jakarta, Indonesia
Hai! Perkenalkan, Nama saya Aida Hanabi, teman-teman saya suka memanggil saya Ai-chan. Sekarang saya sudah mulai menjalankan bisnis fashion sendiri, yang berpusat di kota Banjarmasin, Kal-sel, Indonesia. Dan saya juga bekerja sebagai Freelance Fashion Consultant, Design, & Fashion Stylist. Saya memiliki toko yang menjual Accecories perhiasan, Souvenir, jam tangan kaos kaki dan kebutuhan remaja lainnya. Jika ingin tahu lebih lengkapnya mengenai diri saya silahkan mengkonfirmasi saya di Facebook atau twitter dengan e-mail: Aida_hanabi@yahoo.co.id atau Follow Instagram saya @Aida_hanabi dan @RumahBusana_Nur78

Thursday, September 6, 2012

Sembilan Hal Teratas Yang Dilihat Secara Hati-hati Oleh Wanita Jepang Saat Mencari Suami

“Aku suka kepadanya… tapi apakah ia cocok untuk menikah denganku?” Ini adalah salah satu pertanyaan yang paling penting yang ditanyakan oleh wanita Jepang pada dirinya sendiri saat memilih pasangan seumur hidup. Pernikahan dapat menjadi suatu hal yang membingungkan bahkan dalam situasi yang terbaik, jadi sangat penting untuk memastikan kita membuat pilihan yang tepat saat memilih pasangan untuk menghabiskan sisa hidup kita. (Dalam hal ini aku juga setuju! Karena aku sendiri dilanda rasa bimbang!)


Otome Sugoren, sebuah situs yang menampilkan artikel tentang cinta, hubungan dan pernikahan, membuat sebuah survei untuk para pembaca wanitanya dan mendapatkan hasil seperti di bawah ini. Wartawan yang menyusun info dan menulis artikel ini adalah juga seorang wanita Jepang, sehingga kita dapat merasa yakin dengan keaslian hasil yang didapat. Berikut ini adalah 9 hal yang dilihat oleh wanita Jepang saat mencari pasangan hidup yang cocok :
  1. Apakah ia mempunyai “mother complex”? – Jika ia lebih mengutamakan ibunya dibanding cinta dalam hidupnya, itu adalah suatu hal yang sangat berbahaya. Tidak ada wanita yang mau dinomorduakan oleh suaminya yang lebih memilih ibunya setiap saat. Jika kita menikahi pria seperti itu, bisa-bisa kita harus berhadapan dengan cerewetnya ibu mertua kita yang terus menerus menentukan apa yang harus kita perbuat. Seorang pria harus telah merdeka dari ibunya untuk dapat menikahi seorang wanita Jepang.
    (Dalam hal ini aku 50:50! Tak masalah bagiku bila dia sangat memperhatikan dan menyayangi ibunya tapi dia harus tetap adil antara aku dan ibunya! Selama itu aku masih bisa toleransi! Selama itu benar dan untuk kebaikan kami semua!)
  2. Apakah masih ada sisa dari hubungan-hubungan masa lalu? – Salah satu tanda masalah dalam pernikahan adalah ikatan-ikatan yang belum terselesaikan. Mantan kekasih seharusnya disimpan di dalam ingatan di suatu tempat saja, jauh di luar jangkauan yang dapat membahayakan. Tidak boleh ada kontak sama sekali dengan mereka, bagaimana pun jujurnya bentuk kontak tersebut, karena pastinya bakal ada kesalahpahaman. (Yup!)

  3. Apakah ia suka berjudi? – Jika ia memiliki hutang-hutang yang disembunyikan dan tidak dapat menahan diri dari berjudi, waspadalah! Seorang pria yang cukup mudah terbawa suasana untuk membahayakan kondisi finansialnya harus diwaspadai. Beberapa wanita dalam survei menyatakan bahwa mereka akan menutup mata jika kerugian yang ditimbulkan dari berjudi masih dalam batas minimal, katakanlah sekitar 200 dolar setiap bulannya. (SANGAT SEJUTU! I DO NOT LIKE A MAN LIKE THIS!)

  4. Bagaimana perangainya setelah minum-minum? – Perilaku yang tidak normal setelah minum-minum, terutama kekerasan fisik sangat tidak bisa ditoleransi. Jika ia berubah menjadi monster setelah minum-minum maka lupakan saja! Beberapa wanita merasa bahwa kehilangan kendali diri adalah hal yang tidak dapat dimaafkan. Jika ia minum-minum untuk menghilangkan stres, maka sebaiknya ia berolah raga saja.
    (Goodbye...
    I do not like drunks!)

  5. Apakah ia hidup di dalam batas kondisinya? – Jika ia harus mengendarai mobil mewah yang tidak dapat ia beli, atau harus membeli barang-barang bermerek yang harganya berada di luar jangkauannya, maka saatnya kita untuk berpaling darinya. Jika kita menikah dengannya, artinya kita pasti akan selalu harus bergelut sangat keras untuk memenuhi kebutuhan kita. Satu pengecualian adalah jika ia memiliki sebuah barang mewah yang cocok dikenakan olehnya dan ia jaga baik-baik, itu artinya ia sangat berhati-hati dengan barang-barang yang bernilai untuknya. (Aku tetap tak menyukai pria yang hidup terlalu boros dan tak memikirkan atau memiliki manajeman finasial yang baik!)

  6. Apakah ia memiliki niatan untuk membantu pekerjaan rumah, atau menolong anak-anaknya saat dibutuhkan? – Jika ia menganggap bahwa pekerjaan rumah adalah pekerjaan untuk wanita, maka ia masih hidup di jaman kegelapan. Ia harus menunjukkan bahwa ia memiliki keinginan untuk membantu saat berada di rumah. Bahkan meskipun ia masih tinggal di rumah, akan sangat bijaksana untuk menunjukkan bahwa ia memiliki keinginan untuk membantu tinggal di rumah yang bersih, menyantap makanan yang layak dan mengenakan pakaian yang bersih. (If you want to be my husband, please understand and help me!)

  7. Apakah ia masih memiliki setumpuk figur manga yang ia sembunyikan di lemarinya? – Otaku seperti itu masih dirasa sangat berlebihan oleh wanita. Banyak wanita yang masih merinding memikirkan bahwa calon pasangannya mempunyai tingkat keranjingan seperti itu. Jika ia tidak dapat hidup tanpa figurin-figurin tersebut, ada baiknya ia mengeluarkannya dari lemari sehingga sang wanita dapat merasa terbiasa melihatnya – atau bahkan lambat laun mulai menghargai nilai dari figurin-figurin tersebut. (Do not hide anything from me but please if it's not something good or harm, should you throw it!)

  8. Apakah ia dapat melewati masa-masa sulit? – Jika ia tiba-tiba diberhentikan dari pekerjaannya apakah ia memiliki tabungan untuk melanjutkan hidup? Keadaan ekonomi yang sedang sulit bukan merupakan hal baru, namun kondisi seperti itu tidak dapat diharapkan untuk membaik dengan tiba-tiba. Wanita butuh seorang pria yang merencanakan masa depannya dengan realistis dan memiliki rencana B jika rencana A tidak berjalan seperti semestinya. (I like men who have a plan in life, and can be run or make it happen!)

  9. Apakah ia punya masa lalu yang ia sembunyikan? – Jika ia pernah menikah sebelumnya, memiliki seorang anak dan menyembunyikan fakta tersebut, maka kita dapat mengucapkan selamat tinggal padanya. Menyembunyikan fakta sepenting itu hanya akan menimbulkan ketidakpercayaan. Saat dua orang mencoba untuk saling mengenal satu dengan lainnya, kita harus menumbuhkan rasa saling percaya. Seorang pria dapat memutuskan kapan harus mengungkapkan fakta seperti itu hingga tidak akan merusak kepercayaan. ((Do not hide anything from me, do not ever lie to me! or I will not trust you again! So say goodbye!)
Sebagai informasi, merupakan hal yang lumrah di Jepang bagi seorang pria atau wanita lajang untuk tinggal dengan orangtuanya sampai saatnya mereka menikah. Juga merupakan hal umum bahwa wanita menjadi pengatur keuangan dalam sebuah pernikahan. Sepertinya apa yang diinginkan para wanita Jepang ini adalah hal yang lugas dan jujur, dan sangat masuk akal pula bukan? (Yes!)

#Note: There are few additions!
Every word is in brackets and italics are my opinions!


sumber : en.rocketnews24.com

No comments:

Post a Comment

PLEASE SUPPORT & FEEDBACK TO BUILD!

(MOHON SARAN & KRITIK YANG MEMBANGUN!)

Contact Us

Name

Email *

Message *