“Aku suka kepadanya… tapi apakah ia cocok untuk menikah denganku?” Ini adalah salah satu pertanyaan yang paling penting yang ditanyakan oleh wanita Jepang
pada dirinya sendiri saat memilih pasangan seumur hidup. Pernikahan
dapat menjadi suatu hal yang membingungkan bahkan dalam situasi yang
terbaik, jadi sangat penting untuk memastikan kita membuat pilihan yang
tepat saat memilih pasangan untuk menghabiskan sisa hidup kita. (Dalam hal ini aku juga setuju! Karena aku sendiri dilanda rasa bimbang!)
Otome Sugoren, sebuah
situs yang menampilkan artikel tentang cinta, hubungan dan pernikahan,
membuat sebuah survei untuk para pembaca wanitanya dan mendapatkan hasil
seperti di bawah ini. Wartawan yang menyusun info dan menulis artikel
ini adalah juga seorang wanita Jepang, sehingga kita dapat merasa yakin
dengan keaslian hasil yang didapat. Berikut ini adalah 9 hal yang
dilihat oleh wanita Jepang saat mencari pasangan hidup yang cocok :
- Apakah ia mempunyai “mother complex”? – Jika ia
lebih mengutamakan ibunya dibanding cinta dalam hidupnya, itu adalah
suatu hal yang sangat berbahaya. Tidak ada wanita yang mau dinomorduakan
oleh suaminya yang lebih memilih ibunya setiap saat. Jika kita menikahi
pria seperti itu, bisa-bisa kita harus berhadapan dengan cerewetnya ibu
mertua kita yang terus menerus menentukan apa yang harus kita perbuat.
Seorang pria harus telah merdeka dari ibunya untuk dapat menikahi
seorang wanita Jepang.
(Dalam hal ini aku 50:50! Tak masalah bagiku bila dia sangat memperhatikan dan menyayangi ibunya tapi dia harus tetap adil antara aku dan ibunya! Selama itu aku masih bisa toleransi! Selama itu benar dan untuk kebaikan kami semua!) - Apakah masih ada sisa dari hubungan-hubungan masa lalu?
– Salah satu tanda masalah dalam pernikahan adalah ikatan-ikatan yang
belum terselesaikan. Mantan kekasih seharusnya disimpan di dalam ingatan
di suatu tempat saja, jauh di luar jangkauan yang dapat membahayakan.
Tidak boleh ada kontak sama sekali dengan mereka, bagaimana pun jujurnya
bentuk kontak tersebut, karena pastinya bakal ada kesalahpahaman. (Yup!)
- Apakah ia suka berjudi? – Jika ia memiliki
hutang-hutang yang disembunyikan dan tidak dapat menahan diri dari
berjudi, waspadalah! Seorang pria yang cukup mudah terbawa suasana untuk
membahayakan kondisi finansialnya harus diwaspadai. Beberapa wanita
dalam survei menyatakan bahwa mereka akan menutup mata jika kerugian
yang ditimbulkan dari berjudi masih dalam batas minimal, katakanlah
sekitar 200 dolar setiap bulannya. (SANGAT SEJUTU! I DO NOT LIKE A MAN LIKE THIS!)
- Bagaimana perangainya setelah minum-minum? –
Perilaku yang tidak normal setelah minum-minum, terutama kekerasan fisik
sangat tidak bisa ditoleransi. Jika ia berubah menjadi monster setelah
minum-minum maka lupakan saja! Beberapa wanita merasa bahwa kehilangan
kendali diri adalah hal yang tidak dapat dimaafkan. Jika ia minum-minum
untuk menghilangkan stres, maka sebaiknya ia berolah raga saja.
(Goodbye...I do not like drunks!) - Apakah ia hidup di dalam batas kondisinya? – Jika
ia harus mengendarai mobil mewah yang tidak dapat ia beli, atau harus
membeli barang-barang bermerek yang harganya berada di luar
jangkauannya, maka saatnya kita untuk berpaling darinya. Jika kita
menikah dengannya, artinya kita pasti akan selalu harus bergelut sangat
keras untuk memenuhi kebutuhan kita. Satu pengecualian adalah jika ia
memiliki sebuah barang mewah yang cocok dikenakan olehnya dan ia jaga
baik-baik, itu artinya ia sangat berhati-hati dengan barang-barang yang
bernilai untuknya. (Aku tetap tak menyukai pria yang hidup terlalu boros dan tak memikirkan atau memiliki manajeman finasial yang baik!)
- Apakah ia memiliki niatan untuk membantu pekerjaan rumah, atau menolong anak-anaknya saat dibutuhkan?
– Jika ia menganggap bahwa pekerjaan rumah adalah pekerjaan untuk
wanita, maka ia masih hidup di jaman kegelapan. Ia harus menunjukkan
bahwa ia memiliki keinginan untuk membantu saat berada di rumah. Bahkan
meskipun ia masih tinggal di rumah, akan sangat bijaksana untuk
menunjukkan bahwa ia memiliki keinginan untuk membantu tinggal di rumah
yang bersih, menyantap makanan yang layak dan mengenakan pakaian yang
bersih. (If you want to be my husband, please understand and help me!)
- Apakah ia masih memiliki setumpuk figur manga yang ia sembunyikan di lemarinya?
– Otaku seperti itu masih dirasa sangat berlebihan oleh wanita. Banyak
wanita yang masih merinding memikirkan bahwa calon pasangannya mempunyai
tingkat keranjingan seperti itu. Jika ia tidak dapat hidup tanpa
figurin-figurin tersebut, ada baiknya ia mengeluarkannya dari lemari
sehingga sang wanita dapat merasa terbiasa melihatnya – atau bahkan
lambat laun mulai menghargai nilai dari figurin-figurin tersebut. (Do not hide anything from me but please if it's not something good or harm, should you throw it!)
- Apakah ia dapat melewati masa-masa sulit? – Jika ia
tiba-tiba diberhentikan dari pekerjaannya apakah ia memiliki tabungan
untuk melanjutkan hidup? Keadaan ekonomi yang sedang sulit bukan
merupakan hal baru, namun kondisi seperti itu tidak dapat diharapkan
untuk membaik dengan tiba-tiba. Wanita butuh seorang pria yang
merencanakan masa depannya dengan realistis dan memiliki rencana B jika
rencana A tidak berjalan seperti semestinya. (I like men who have a plan in life, and can be run or make it happen!)
- Apakah ia punya masa lalu yang ia sembunyikan? –
Jika ia pernah menikah sebelumnya, memiliki seorang anak dan
menyembunyikan fakta tersebut, maka kita dapat mengucapkan selamat
tinggal padanya. Menyembunyikan fakta sepenting itu hanya akan
menimbulkan ketidakpercayaan. Saat dua orang mencoba untuk saling
mengenal satu dengan lainnya, kita harus menumbuhkan rasa saling
percaya. Seorang pria dapat memutuskan kapan harus mengungkapkan fakta
seperti itu hingga tidak akan merusak kepercayaan. ((Do not hide anything from me, do not ever lie to me! or I will not trust you again! So say goodbye!)
Sebagai informasi, merupakan hal yang
lumrah di Jepang bagi seorang pria atau wanita lajang untuk tinggal
dengan orangtuanya sampai saatnya mereka menikah. Juga merupakan hal
umum bahwa wanita menjadi pengatur keuangan dalam sebuah pernikahan.
Sepertinya apa yang diinginkan para wanita Jepang ini adalah hal yang
lugas dan jujur, dan sangat masuk akal pula bukan? (Yes!)
#Note: There are few additions!
Every word is in brackets and italics are my opinions!
Every word is in brackets and italics are my opinions!
sumber : en.rocketnews24.com
No comments:
Post a Comment
PLEASE SUPPORT & FEEDBACK TO BUILD!
(MOHON SARAN & KRITIK YANG MEMBANGUN!)