About Me

My photo
Jakarta Selatan, DKI Jakarta, Indonesia
Hai! Perkenalkan, Nama saya Aida Hanabi, teman-teman saya suka memanggil saya Ai-chan. Sekarang saya sudah mulai menjalankan bisnis fashion sendiri, yang berpusat di kota Banjarmasin, Kal-sel, Indonesia. Dan saya juga bekerja sebagai Freelance Fashion Consultant, Design, & Fashion Stylist. Saya memiliki toko yang menjual Accecories perhiasan, Souvenir, jam tangan kaos kaki dan kebutuhan remaja lainnya. Jika ingin tahu lebih lengkapnya mengenai diri saya silahkan mengkonfirmasi saya di Facebook atau twitter dengan e-mail: Aida_hanabi@yahoo.co.id atau Follow Instagram saya @Aida_hanabi dan @RumahBusana_Nur78

Sunday, May 9, 2010

Naoko Yamazaki, ibu yang menjadi Astronot


Pergi ke luar angkasa bukan pekerjaan mudah bagi setiap orang, namun bagi Naoko Yamazaki, ibu asal Jepang yang berprofesi sebagai astronot, hal tersebut bisa berarti penantian selama satu dekade setelah terpilih dan menghadapi krisis keluarga akibat keputusan suaminya untuk meninggalkan mimpinya demi mewujudkan impian Naoko.

Suksesnya peluncuran pesawat ulang alik Discovery yang membawa Naoko dan 6 orang kru lainnya pada 5 April lalu seperti impian yang menjadi nyata bagi Naoko yang berusia 39 tahun dan suaminya, Taichi yang dua tahun lebih muda; membuat mereka berhasil melalui semua masalah yang terjadi selama ini.

Pasangan ini, yang pernah sekali terdorong hingga titik pengajuan cerai, baru-baru ini menerbitkan buku yang berisikan pengalaman mereka untuk mewujudkan masyarakat yang tak memaksakan salah satu atau beberapa anggotanya untuk mengorbankan impian mereka untuk mewujudkan impian lainnya.


Naoko bertemu dengan Taichi ketika pria itu bekerja di firma yang bergerak di bidang industri penerbangan. Naoko adalah calon astronot, sementara Taichi berharap suatu hari nanti bisa menjadi pengendali modul laboratorium Kibo milik Jepang di Stasiun Antariksa Internasional.

Mereka akhirnya menikah pada tahun 2000 dan putri mereka, Yuki lahir dua tahun kemudian.
Semua tampak berjalan dengan semestinya hingga tahun 2003 dimana pesawat ulang alik Columbia hancur di luar angkasa ketika hendak memasuki atmosfir bumi. Rencana keberangkatan Naoko ke luar angkasa pun mengalami penangguhan selama beberapa tahun.

Kehidupan Naoko terpusat di Jepang, namun pada tahun-tahun berikutnya dia harus menjalani pelatihan di Rusia dan Amerika Serikat. Saat itulah Taichi memutuskan untuk mengesampingkan mimpinya untuk mendukung istrinya. Taichi keluar dari pekerjaannya dan pergi ke Amerika Serikat bersama Yuki pada tahun 2004 untuk berkumpul kembali dengan Naoko dan memulai hidup sebagai bapak rumah tangga. Dia juga berusaha untuk kembali mengejar impiannya di Negeri Paman Sam itu, namun tak bisa mendapatkan ijin kerja. Dia menjadi sangat tertekan dan bahkan sempat berpikir untuk bunuh diri.

Merasa bahwa dirinya tak mendapatkan dukungan yang cukup dari istrinya maupun dari Japan Aerospace Exploration Agency [JAXA], kecurigaan yang bertumbuh dalam dirinya mengarah ke pembicaraan perceraian pada tahun 2007.

Namun, pasangan ini kembali memutuskan untuk membuka lembaran baru sebagai keluarga dan akhirnya pada November 2008 datang kabar gembira bahwa Naoko akan segera diberangkatkan dalam sebuah misi pesawat ulang alik.

Sensitivitas dalam hubungan keluarga mereka masih tetap ada. Dalam pertemuan dengan para wartawan dari Jepang yang datang untuk meliput latihan Naoko di Houston, Maret 2009, Naoko meminta mereka untuk tak menyebut dirinya sebagai “Ibu Astronot” dalam artikel liputan.
Permintaannya itu muncul karena dia takut julukan tersebut akan menyinggung perasaan Taichi bila digunakan secara luas dan orang-orang akan berpikir bahwa dia sendiri yang berusaha keras untuk menjalani karirnya juga membesarkan anak.

Kupikir sistem dukungan Jepang untuk para astronot dan keluarganya masih belum memadai,“ kata Akira Sawaoka, Presiden Universitas Daido yang telah lama terlibat dengan program-program luar angkasa Jepang.

Kehidupan astronot yang selalu meninggalkan rumah untuk pelatihan dan berurusan dengan perubahan jadwal yang tiba-tiba, membuat stres keluarga mereka begitu tinggi hingga NASA bahkan memiliki bagian khusus yang didedikasikan untuk mendukung keluarga para astronot.
Bila Jepang berencana serius untuk terlibat dalam esplorasi ruang angkasa dengan pesawat berawak, hal tersebut memerlukan lingkungan yang memungkinkan astronot wanita untuk bekerja tanpa merasa khawatir, ” lanjut Sawaoka.

Sementara itu, kesulitan untuk menyeimbangkan pekerjaan dan kehidupan rumah tangga bukanlah hal yang aneh bagi keluarga Yamazaki. Kisah keluarga ini telah beresonansi dengan pasangan-pasangan lain di Jepang yang sama-sama bekerja dan menghadapi problem yang sama, termasuk Yuko Obuchi [36] anggota parlemen dari Partai Demokrasi Liberal yang juga ibu dari dua anak.

Setelah mengetahui kesulitan yang selama ini mereka sembunyikan, saya merasa lebih simpati dan ingin mendukung mereka,” kata Obuchi. “Kita perlu menciptakan sebuah masyarakat dimana istri dan suami, yang mengesampingkan impian mereka untuk mendukung impian pasangannya dapat kembali meraih impian mereka sendiri, “lanjut Obuchi menutup pembicaraan.

Sebagai informasi, dengan peluncuran Discovery awal April lalu berarti 11 tahun berlalu sejak Naoko terpilih menjadi kandidat astronot pada Februari 1999. [Cynthia / Megindo.net]

Source: JapanToday.com

No comments:

Post a Comment

PLEASE SUPPORT & FEEDBACK TO BUILD!

(MOHON SARAN & KRITIK YANG MEMBANGUN!)

Contact Us

Name

Email *

Message *